Ojek Pangkalan di Bandung Dibekali Aplikasi Akod
MENGATASI konflik dengan Gojek, pemerintah Kota Bandung membekali para tukang ojek pangkalan dengan Aplikasi Akod --kependekan dari Aplikasi Ojek Daerah.
Akod dalam bahasa Sunda artinya di "menggendong anak pada punggung, ditahan oleh tangan". Aplikasi ini, dengan demikian, nyunda pisan atuh nya? Hebar lah!
Dilansir metrotvnews.com, Pemkot Bandung akan mulai menerapkan aplikasi Akod di sejumlah pangkalan ojek di Kota Bandung Desember 2015.
Wali Kota Bandung Ridwan Kamil berharap, aplikasi berbasis telepon pintar (smartphone) itu bisa membuat tukang ojek pangkalan bisa melayani masyarakat sesuai jangkauan daerah layanannya.
"Software dan aplikasinya bernama Akod (aplikasi ojek daerah). Dalam bahasa sunda artinya 'memangku'," ujar Emil --sapaan akrab Ridwan Kamil.
Menurut Emil, sistem kerja aplikasi Akod berbeda dengan aplikasi Go-Jek, yakni lebih menitikberatkan pada pengaturan tukang ojek dalam mengangkut penumpang agar lebih tertib.
"Sistemnya itu nanti dipakai hanya untuk koordinator ojeknya. Jadi, mereka menerima pesanan online lalu menugaskan tukang ojek sesuai antrean, karena kultur ojek pangkalan kan beda," kata dia. Selain itu, Akod juga akan mempertimbangkan jarak untuk menentukan tarif.
Aplikasi Akod akan diujicobakan dan disosialisasikan kepada para tukang ojek pangkalan di seluruh Kota Bandung.
Nah 'kan, jadi Gojek itu bukan dilawan dengan kekerasan, pemukulan, dan sebagainya. Kampungan pisan eta mah euy! Lawan, eh... imbangi dengan teknologi lagi. Hidup Bandung! Hidup Akod!
Akod dalam bahasa Sunda artinya di "menggendong anak pada punggung, ditahan oleh tangan". Aplikasi ini, dengan demikian, nyunda pisan atuh nya? Hebar lah!
Dilansir metrotvnews.com, Pemkot Bandung akan mulai menerapkan aplikasi Akod di sejumlah pangkalan ojek di Kota Bandung Desember 2015.
Wali Kota Bandung Ridwan Kamil berharap, aplikasi berbasis telepon pintar (smartphone) itu bisa membuat tukang ojek pangkalan bisa melayani masyarakat sesuai jangkauan daerah layanannya.
"Software dan aplikasinya bernama Akod (aplikasi ojek daerah). Dalam bahasa sunda artinya 'memangku'," ujar Emil --sapaan akrab Ridwan Kamil.
Menurut Emil, sistem kerja aplikasi Akod berbeda dengan aplikasi Go-Jek, yakni lebih menitikberatkan pada pengaturan tukang ojek dalam mengangkut penumpang agar lebih tertib.
"Sistemnya itu nanti dipakai hanya untuk koordinator ojeknya. Jadi, mereka menerima pesanan online lalu menugaskan tukang ojek sesuai antrean, karena kultur ojek pangkalan kan beda," kata dia. Selain itu, Akod juga akan mempertimbangkan jarak untuk menentukan tarif.
Aplikasi Akod akan diujicobakan dan disosialisasikan kepada para tukang ojek pangkalan di seluruh Kota Bandung.
Nah 'kan, jadi Gojek itu bukan dilawan dengan kekerasan, pemukulan, dan sebagainya. Kampungan pisan eta mah euy! Lawan, eh... imbangi dengan teknologi lagi. Hidup Bandung! Hidup Akod!
0 Komentar untuk "Ojek Pangkalan di Bandung Dibekali Aplikasi Akod"